Pagi ini aku dapat pesan dari hujan. Katanya dia datang sebagai rahmat dari Tuhanku. Dia akan menyirami rerumputan, pepohonan, ladang, sawah dan pekarangan milik kami kerana akan sangat menyusahkan jika kami harus menyirami seisi bumi. Jika hujan tidak datang, bagaimana mungkin tanaman boleh tumbuh, daun-daun boleh silih berganti muncul, biji-bijian boleh terisi, bunga-bunga boleh bermekaran dan buah boleh masak dan ranum menguning.
Siang ini aku juga dapat pesan dari hujan dan lagi-lagi dia berpesan bahawa dia diperintahkan datang sebagai rahmat dari Tuhanku. Sungai yang mulai mengering, parit yang mulai menyusut, sumur yang mulai menurun permukaannya kini kembali terisi. Kami tidak bimbang lagi tidak boleh masak, minum, wuduk, mandi dan mencuci. Ternak kami pun boleh terus makan, minum dan mengeluarkan hasil.
Malam ini pun hujan belum beranjak pergi dan dia masih setia mengirimkan pesannya untukku. Pesan itu masih sama, dia turun sebagai rahmat dari Tuhanku. Dia turun dengan butirannya yang tidak berat laksana bongkahan kerikil, dia turun dengan kadar yang seharusnya. Tanpa menjadikan atap genting kami roboh, kepala kami sakit dan tanah pijakan kami hancur. Tanpa menjadikannya terasa masin sehingga tidak boleh kami minum. Dia turun merata di sekeliling tanpa harus menghalaunya dengan tangan kami, sehingga orang-orang di sekitar kami pun akan merasakan rahmat ini.
Lagi-lagi, hujan mengirim pesan kepadaku. Dia tidak pernah diturunkan untuk menjadi bencana. Dia hanyalah air yang turun dan terus mengalir ke bawah, menjadikan akar pepohonan sebagai pegangan, mencari jalan yang lapang untuk terus mengalir dan mencari muara di ujung perjalanannya. Lalu jika pegangan itu hilang, tumpukan sampah menghalangi jalannya dan muara itu tidak ada lagi, bagaimana dia boleh melewatinya? Sedangkan dia hanya air yang terus ingin mengalir. Jika akhirnya dia tak mampu tersimpan dan menumpahkannya di tengah-tengah kami, apakah dia tidak lagi menjadi rahmat?
Dan sekali lagi, hujan mengirim pesan kepadaku, katanya, ”sampai bila-bila pun aku adalah rahmat dari Tuhanmu, tapi dirimulah yang membuat rahmat itu menghilang dan merubahnya menjadi bencana.”
Wahai kawan, apakah engkau juga menerima pesan yang sama daripada hujan?
(hujan di sini turun sejak semalam......)